Singgah dalam Keindahan di Anyer

GPS menyuruh kami berhenti di pinggir di jalan Raya Anyer km 145. Sangat gelap karena jam sudah mendekati pukul 12 malam. Bingung campur letih karena berada di jalan selama hampir 15 jam. Ya, berangkat jam 9 pagi dari Jakarta dan sampai di tujuan jelang pukul 12 malam. Di waktu normal dan bergerak santai, jarak segini paling lama ditempuh selama 3 jam.

Apa boleh buat. Yang ditanam itu yang dipanen. Kami berangkat tanggal 1 Januari dengan harapan kemacetan sudah selesai tanggal 31 Januari. Semua orang ternyata berpikiran sama. Jadilah jalan raya penuh dan sumpek dengan beragam kendaraan; termasuk metromoni dan segala jenis  bak terbuka.

Anyer di tengah malam seperti wilayah tak punya kehidupan. Setelah berada di villa pun pengunjung bingung menentukan arah pantai atau posisi jalan raya. Kalau hotelnya besar dan terang akan membantu. Tapi kami menginap di villa yang masih terima tamu di masa libur tahun baru seperti ini.

Namanya Villa Stefan. Ya, Stefan. Lokasinya di pinggir pantai, tapi villa ini tak memiliki pantai sendiri. Jika ingin ke pantai, ada pintu khusus yang menembus pantai Jambu Beach. Ini pantai  pasir putih yang terbuka untuk umum. Saat musim berenang, pantai ini penuh sesak dengan pengunjung.

Lokasi Villa Stefan cocok untuk menghindari kebisingan. Hanya beberapa kamar. Sepi, dan kalau malam agak terlalu sepi. Tapi cocok untuk memotret sunset, mengamati nelayan yang mencari ikan, dan berenang sepuasnya di kolam.

Kami cuma singgah. Dua hari berikutnya sudah melaju ke Jakarta. Kini tak tergantung lagi sama GPS. Jalanan pun lancar. Kurang dari tiga jam sudah di Jakarta. Sesekali singgahlah dalam keindahan.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.