Street of Seoul

Mobil mewah melaju pelan di salah satu jalan di kawasan Myeongdong. Ia menyelip di antara pengunjung yang memenuhi pinggir jalan. Ini kawasan bisnis di pusat Seoul yang ramai dengan kuliner jalanan alias street food menjelang sore. Myeong-dong dalam bahasa Korea berarti “lorong yang terang”. Jelang malam, dari ujung ke ujung, kawasan ini penuh dengan cahaya dari etalase toko di kiri dan kanan, dilengkapi lampu-lampu dari gerobak penjual makanan.

Sebelum menghabiskan sore dan malam di kawasan ini,  saya dan rombongan sekelebat melakukan city tour di Seoul. Jalanan di kota Seoul sangat menarik. Beberapa sisi berkesan modern, di sisi lain masih menjaga tradisi.  Kesan bersih dan tertib sangat kental terasa di Seoul, mungkin sama dengan kota-kota modern lainnya.

Sesekali saya melihat mobil yang lalu lalang. Sebagian besar mobil buatan Korea dengan merek Hyundai, Kia, hingga yang jarang ditemui di Indonesia seperti Daewoo dan Ssang Yong. Beberapa mobil mewah keluaran Eropa juga sesekali terlihat, seperti BMW atau Mercy. Kenapa jarang mobil buatan Jepang?

“Orang Korea tidak anti mobil Jepang. Buat mereka, mobil Jepang tidak lebih bagus dari Korea. Kalau pun ada orang Korea memilih mobil Jepang biasanya yang premium, misalnya Lexus,” cerita guide yang menemani kami. Jadi, kalau kualitasnya sama saja lebih baik pilih buatan dalam negeri, kira-kira begitu alasannya.

Di satu perempatan, vespa melaju menebus jalan. Diikuti motor gede berwarna hitam. Saya baru sadar ternyata kendaraan roda dua sangat jarang di kota Seoul. Saya sempat sempat melihat vespa parkir di depan sebuah minimarket, bersama dua motor jenis bebek. Di satu jalan yang sepi sempat ada motor gede dengan kecepatan tinggi melibas jalan yang luas.

Berbagai alasan kenapa jarang sepeda motor di Korea. Mungkin ada hubungannya dengan kesan mengendarai motor terkesan negatif. Konon juga katanya desain jalanan di Seoul dan kota-kota lain dibuat untuk roda empat. Alasan yang lebih masuk akal, harga mobil sangat terjangkau untuk ukuran kemampuan ekonomi orang Korea. Hanya para penggemar saja yang membeli dan mengendarai motor.

Bus kecil yang kamu tumpangi berhenti di lampu merah. Saya melihat tiga gadis Korea sedang menunggung untuk menyeberang. Yang menarik, selama perjalanan ke Korea, sangat jarang melihat wanita Korea yang kelebihan berat badang. Tak heran. Kalau melihat akun beberapa influencer atau instagrammer asal Korea, kebanyakan isinya tentang kegiatan hidup sehat seperti golf, sepeda, tenis, hiking, jogging, marathon.

Ah, jadi kemana-mana kalau membahas cewek-cewek Korea. Mari melanjutkan perjalanan.

 

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.