Buy Local

Dalam satu perjalanan ke Papua Barat, beberapa waktu lalu, saya bertemu Mace yang menunggu turis dengan sabar di depan meja bakaran. Sesekali ikan bakar terlihat di balik kepulan asap. Di meja lain tersedia kuliner khas Raja Ampat atau Papua Barat lain. Saya membeli ikan bakar. Beberapa turis datang dan membeli.

Kita sering mendengar, ‘buy local’. Ini cara paling mudah untuk membantu mereka yang jauh tertinggal secara ekonomi. Istilah kerennya, affirmative action. Mereka yang terlanjur jauh tertinggal harus didorong untuk terus maju dan bangkit.

Penduduk di wilayah timur lebih membutuhkan dorongan khusus untuk mencapai kesetaraan. Sejarah dan kolonialisme membuat mereka jauh tertinggal.

Di banyak negara, dorongan seperti ini menjadi sebuah kebijakan bersama, bukan hanya pemerintah. Di Afrika Selatan namanya Black Economic Empowerment (BEE). Di Amerika, setiap pemerintahan membuat kebijakan baru atau meneruskan kebijakan yang sudah ada. Di Indonesia juga ada, tapi kurang terasa. Mungkin kita sibuk mengurus iman dan agama orang lain.

Ayo, beli dagangan Mace. Tempo.. tempo..

One response to “Buy Local”

  1. Betul juga ya, kadang urusan individu macam agama, pilihan punya anak atau nggak, menikah atau nggak, itu justru yang paling sering “diurus” sama masyarakat kita. Padahal kebutuhan kelompok seperti ini kan jauh lebih relevan dan berfaedah. Padahal dari SD kita udah diajarkan kalau kebutuhan bersama itu di atas individu, dulu jamanku di mata pelajaran PPKN 😄

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.